Sabtu, 27 Oktober 2012

NAPAK TILAS KISAH NABI IBRAHIM


Dimulai dari mimpi Nabi Ibrahim dari Allah tentang perintah untuk menyembelih Nabi Ismail, anak yang selama ini beliau dambakan kehadirannya. Meskipun sangat besar kecintaan beliau kepada keluarganya, namun beliau seorang yang teguh dan taat terhadap perintah Allah. Tidak sedikitpun beliau bergeming, bahkan bersegera ketika Allah memerintahkannya. Nabi Ibrahim memberitakan mimpinya tersebut kepada anaknya agar hal itu menjadi lebih ringan baginya, sekaligus untuk menguji kesabaran, ketangguhan dan kemauan kerasnya ketika masih kecil untuk taat kepada Allah sekaligus taat kepada ayahnya.
Lalu apa jawab Nabi Ismail? Apakah ia takut dan melarikan diri? Apakah ia menjadi marah kepada ayahnya? Tidak!
Sebaliknya, Beliau menunjukkan baktinya kepada ayahnya tercinta dengan menuruti permintaan ayahnya dalam menjalankan ketaatan kepada Allah! Allahu Akbar!
Nabi Ismail pun menjawab:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah  kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash-Shafaat [37] : 102)
Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan beliu berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu.
Sungguh mulia sifat Nabi Ismail. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quraan. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.”(QS Maryam [19] : 54)
Allah melanjutkan kisahnya di dalam Al-Qur’an:
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya  atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).” (QS Ash-Shafaat [37] : 103)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya di atas pelipisnya (pada bagian wajahnya) dan bersiap melakukan penyembelihan dan Ismail pun siap menaati perintah ayahnya.
Lalu ketika hendak menyembeli Nabi Ismail, Allah memanggil Nabi Ibrahim: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yangberbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(QS Ash-Shafaat [37] : 104:107)
Allah menguji Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih anaknya tercinta, dan Nabi Ibrahim dan Ismail pun menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.
Lalu Allah menggantikan dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang besar berwarna putih, bermata bagus, bertanduk serta diikat dengan rumput samurah. Wallahu a’lam
Pesan moral:
Dari kisah diatas, kita dapat mengambil dua pelajaran penting:

  • Sebagai Muslim, kita harus taat kepada perintah Allah dan berbakti orang tua. Jika ayah atau ibu menyuruh kita shalat atau mengerjakan kewajiban yang lain, kita harus bersegera mentaatinya. Karena ketaatan kepada orang tua dalam berbuat kebaikan dan ketakwaan, berarti juga taat kepada Allah
  • Allah akan memberi kabar gembira dan jalan keluar bagi orang-orang yang selalu bertakwa kepada-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Al- Qur’an:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
(QS Ath-Thalaq [65] : 2-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar